Bahaya Hidup - Cerpen Pahlawan
Bahaya Hidup
Lihat
dunia ini, Indah, Cantik, Menawan, Mengagumkan, dan semua hal yang tak bisa
diucapkan maupun dituliskan dalam kata-kata. Aku bersyukur dapat tinggal di
Alam Semesta ini. Indonesia, ya aku tinggal di Indonesia, tepatnya di Pulau
Jawa. Banyak hal mengagumkan dari negara Indonesia.
Beragam tanaman dan
hewan dapat kau temui di Indonesia. Indonesia juga negara dengan beribu-ribu
pulau dan beragam-ragam budaya serta kulinernya. Ada hal yang menarik tentang
masa hidupku. Masa laluku, serta masa lalu negaraku.
Negara Indonesia
telah dijajah oleh bangsa Eropa pada zaman penjajah dahulu. Bertahun-tahun para
Pahlawan memperjuangkan kemerdekaan. Bertahun-tahun mereka bertahan. Aku
mengakui kehebatan dan usaha mereka, kerena merekalah Indonesia merdeka.
Pada Abad 21 lalu,
Indonesia telah berjaya. Kemakmuran dan Kesejahteraan telah tercapai.
Penghargaan demi penghargaan telah Indonesia raih. Mulai dari cabang olehraga
sampai dengan yang lainnya.
Pada saat ini, pada
Abad ke-26, 12 tahun yang lalu. Tepatnya ketika aku berumur 10 tahun.
Penjajahan serta Penguasaan dunia kembali terjadi. Negara Indonesia diambil
alih oleh bangsa Amerika. Mereka menindas kami selama 6 tahun. Para Tentara
Indonesia (TNI) tak mampu melindungi negara, para bangsa Amerika lebih unggul
dibandingkan kami. Tak hanya negara Indonesia saja yang mereka jajah, mereka
bahkan menguasai seluruh negara yang ada
di Benua Asia.
Saat itu juga,
Keluargaku panik ketakutan. Kami tak lagi tinggal dirumah, melainkan tinggal di
dalam tanah. Kami selalu bersembunyi, dalam kegelapan bawah tanah. Ayah, Ibu,
Aku serta Adiku selalu menahan rasa lapar, hingga badan menjadi sangat kurus
keronta. Kami sungguh tak berani muncul ke atas permukaan tanah.
Para tentara Amerika
beridiri tepat diatas kami. Ibuku yang ketakutan, selalu menangis pasrah.
Adikku yang saat itu berumur 6 tahun juga seperti Ibu. Ayahku yang selalu siap
siaga melindungi keluarganya hanya bisa melerai sebiasa mungkin agar Ibu dan
Adik berhenti menangis.
*suara
hentakan kaki
“I felt there was someone’e crying” *Aku merasa ada seseorang menangis
“Yeah, I also heard the sound’s of crying” *Ya, aku juga mendengar suara tangisan itu
“Hey Guys!! Lest us track!!!” *Hey Guys!! Ayo kita lacak!!!
Mereka
mengatahui keberadaan kami. Ayahku yang sudah siap melindungi kami, telah
mengambil posisi yang tepat. Namun sayangnya, Ayahku kalah cepat. Mereka dengan
lihai nya menghindari pukulan Ayahku dan langsung memukul pundak Ayahku dengan
keras, sehingga membuat Ayah lemas tak berdaya. Merka membawa Ayah serta Adikku
kedalam Jeruji Besi, alias Penjara. Mereka juga membawa Aku dan Ibu kedalam
Penjara. Ayah dan Adikku dipenjarakan kedalam penjara untuk para Laki-laki.
Sedangkan Aku dan Ibuku berada di penjara khusus para Perempuan.
Sudah
berminggu-minggu Ibuku selalu menangis, hingga air matanya
mengering. Sampai
para malaikat mencabut nyawa Ibuku. Aku sudah tak tahu apa-apa lagi, aku selalu
menuruti apa saja perintah dari bangsa Amerika. Adikku pun sama seperti diriku,
namun dia selalu menangis ketika para penjajah menyuruhnya. Keadaan Ayahku tak
sebanding diriku, dia bahkan lebih letih dan terkadang ayah mendapat sebuah
siksaan yang kejam dari para penjajah. Tapi, aku yakin, Ayah dan para rakyat laki-laki
lainnya sedang merencanakan sebuah ide.
Mereka
merencanakan sebuah ide yang bagi mereka menajubkan. Ide mereka sangatlah kuno.
Mereka hanya mencuri secara diam-diam kunci penjara lalu pergi jauh dan
melakukan perlawanan agar bangsa Indonesia dapat kembali normal. Bukan kah para
penjajah Amerika lebih kuat dari kita? Bahkan, senjata-senjata milik mereka
lebih lengkap. Nah aneh bukan? Jelas-jelas Indonesia akan kalah. Bukan maksudku
membela bangsa Amerika. Namun, bukankah kenyataan ini benar?
Pada
saat itu juga, mereka melakukan Ide konyol mereka. Mereka berhasil mengambil
kunci lalu membukanya. Mereka langsung menyelinap keluar dan berhasil. Sungguh
keajaiban. Ayahku menyuruh untuk berlindung di hutan yang lebat. Disitu juga
kami membuat senjata dari bambu maupun tanaman lainnya. Kami membuat sangat
banyak.
Disaat sela-sela
membuat senjata untuk melakukan penyerangan, ada laki-laki yang jalan menuju
kearahku. Laki-laki itu, mungkin seumuran denganku. Dia mengajakku berkenalan
sambil membantuku membuat senjata. Dia berbasa-basi denganku hanya sekedar
untuk pertemuan. Dia mengatakan kepadaku bahwa dirinya bisa meracik sebuah bom
dan sejenisnya. Aku takjub dengannya, aku bertanya kepadanya ‘siapa yang
mengajarimu?’ dia menjawab bahwa Ayahnya lah yang mengajarinya. Aku juga
menyarankan bahwa sebaiknya dia membuat banyak Bom, untuk penyerangan nanti.
Dion telah membuat
banyak sekali bom, bahkan ada ratusan. Mengapa bisa ratusan? Itu karena, cara
membuatnya cukup mudah dan banyak para masyarakat yang ikut membantu membuatnya.
Mungkin bagiku itu sebuah petasan yang kehebatannya seperti bom, candaku. Namun
dia berkelak, bahwa yang ia racik itu benar benar bom, bukan sebuah petasan
anak-anak yang biasa adikku beli.
Hari yang ditunggu,
saatnya membuat sebuah sejarah baru bagi Indonesia. Rakyat Indonesia akan
melakukan sebuah perlawanan dan pertempuran untuk para penjajah Amerika. Jika
nantinya akan kalah, Kami semua akan pasrah menerimanya. Namun, jika menang,
Kami semua sangat bersyukur atas jerih payah yang kami buat.
6 tahun sudah bangsa
Indonesia dijajah, dan kini umurku tepat 16 tahun. Perlawanan dan pertempuran ini adalah sebuah hadiah untuk UlangTahunku ini. Akankah hadiah yang kuterima
sebuah tangisan kesedihan atau kah tangisan kebahagiaan. Kami semua, Bangsa
Indonesia menyerahkan semuanya kepada Tuhan.
Perang terjadi...
Suara Bom yang dibuat
Dion mulai terdengar, suara tembakan pun terdengar. Serta, Suara tangisan dan
jeritan yang mengawali sebuah pertempuran ini. Mereka semua berlari sambil
melempar bambu runcing. Dari arah seberang, bangsa Amerika mempersiapkan peluru
untuk menembak sebuah sasaran. Aku menangis, aku hanya berharap semua tangisan
kebahagiaan akan terjadi..
Setelah beberapa saat
kemudian, tak kuasangka, sungguh tak kusangka. Indonesia berhasil mengalahkan
bangsa Amerika. Ini semua berkat Doa-doa dan perjuangan para pahlawan baru bagi
Indonesia. Aku bangga, Hadiah yang ku terima saat ulang tahunku ini adalah
hadiah spesial yang takakan pernah aku lupakan.
Didepanku
kini, ada Ayah, Adikku Daniel dan Dion sedang tersenyum. Mereka sangat penuh
dengan goresan serta berbagai darah segar mengalir dibagian tubuh mereka.
Mereka datang menemuiku sambil memeluk bersamaan.
“Happy BirthDay Dafina!!” ucap Ayah, Adikku, dan
juga Dion
“Ya, Thanks Ayah, MyBro Daniel and Dion! Thanks!”
Aku tak tahu harus apa, aku hanya menangis
bahagia. Mereka masih sempat membuatku seperti ini dalam keadaan begini..
“Hadiah ulang tahunmu sangat menegangkan, Kak!”
seru Adikku
“Dan juga penuh tangisan kebahagiaan. Selamat!”
kata Dion sambil tersenyum bahagia
“Yaa.. dan aku bangga” kataku.
6 tahun kemudian...
Hari ini, usiaku
tepat 22 tahun. Setelah 6 tahun yang lalu, saat ulang tahun mengerikanku. Aku
bangga, aku sangat bersyukur karena aku bisa selamat dari para penjajah. Dan
aku masih diperbolehkan hidup.
Aku kini tinggal
dirumah baru. Ayahku kini hanya berada dalam rumah, dia mulai pensiun bekerja hahaha.. dan semua pekerjaan rumah tangga, aku yang melakukannya. Adikku, dia
mulai bekerja sembari melanjutkan sekolahnya. Aku juga sama dengan adikku, aku
juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta untuk biaya studyku.
Dion, aku sudah lama
tidak bertemu dengannya semenjak perang itu terjadi, dia hanya mengirimku
surat, dia akan pergi ke Kalimantan untuk menjadi seorang guru diasana. Aku
senang dia masih ingat denganku. Semoga dia baik-baik saja.
Ibu, aku sudah lama
merindukannya. Hari ini, Ayah, Aku dan Adik berniat untuk menjenguk ke
Pemakaman Ibu. Kami berdoa didepannya. Aku hanya berharap agar Ibu tenang di
alam sana dan nantinya, suatu saat, kami akan menjemput Ibu satu per satu..
Hari ini juga, aku
menulis sebuah sejarah baru bagi Indonesia. Keindahan dan kecantikan dimanapun
itu pasti akan pudar. Namun, kecantikan dan keindahan itu akan selalu terkenang
sepanjang masa. Begitulah dengan sejarah.. Negara yang indah nan cantik ini
akan pudar jika ada yang mengambil alihkan, namun negara itu pasti akan selalu
dikenang dalam sebuah sejarah.
Hidup didunia itu tak
selamanya menyenangkan, kalian bisa menikmati semua fasilitas fasilitas yang
tuhan berikan. Namun, bagaimana dengan bahaya yang akan datang? Semua tidak
akan tahu itu.. Itu hanya rahasia Tuhan. Dan cerita ini adalah salah satu
Bahaya dari Hidup di Dunia..
Defina Puspita
Camelia Putri Agustin

Komentar
Posting Komentar